Sedikit yang menyadari
bahwa dari tempat inilah kita sedang memintal merangkai masa depan.
Tidak cuma masa depan sebuah keluarga, tapi bisa jadi masa depan sebuah
peradaban. Karena dari sinilah cikal bakal kelangsungan generasi itu di
mulai.
Siapakah Pilihan Anda untuk Menempati Ranjang Mulia ini ?
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْحَارِثُ بْنُ عِمْرَانَ الْجَعْفَرِيُّ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَخَيَّرُوا لِنُطَفِكُمْ وَانْكِحُوا الْأَكْفَاءَ وَأَنْكِحُوا إِلَيْهِمْ
Dari Aisyah, ia berkata, berkata Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam, ‘Pilihlah wanita sebagai wadah untuk nuthfah kalian, nikahilah para wanita yang sepadan dan nikahilah laki-laki yang sepadan. (Hadith ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ibnu 'Adiy , Daraqutni, al-Hakim dan lain-lain. Statusnya sahih menurut syeikh Albani (Silsilah AS-Sahihah, 3/141))
Inilah titik awal untuk melanjutkan kesholehan generasi. Inilah perintah Rasulullah kepada laki-laki beriman agar ia memilih pada wanita mana akan tumpahkan nutfahnya. Nutfah yang merupakan cikal bakal janin. Dari sekitar 200 juta lebih sel sperma yang di lepaskan oleh seorang laki-laki, maka dengan izin Allah hanya satu yang menjadi cikal bakal janin.
Allah memberikan kesempatan kepada para lelaki untuk bisa memilihkan wadahnya untuk tempat nutfah tersebut. Sementara sperma mana yang akan bertemu dengan sel telur adalah wilayah kekuasaan dan takdir Allah untuk memilihnya. Pada bagian inilah ketakwaan seseorang memiliki peranannya. Sebuah wilayah ghaib dari pilihan Allah Subhanahu wata’ala.
Menjadi sangat logis ketika Rasulullah meminta kepada para lelaki agar memperhatikan pada wadah (rahim) wanita mana cikal bakal keturunan itu akan di letakkan.
Benih dan Ladang Pilihan
نِسَآؤُكُمْ حَرْثُ لَّكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُوا لأَنفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُم مُّلاَقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
"Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemuiNya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (Al-Baqarah: 223).
Apa yang ada dalam benak kita, ketika kita memiliki benih dengan kualitas yang baik ? Kita akan mencari lahan dengan kualitas tanah yang baik pula, agar benih yang kita tanam tersebut memberikan hasil panen yang memuaskan. Benih dan ladang adalah modal dasar untuk sebuah hasil panen yang baik.
Selebihnya adalah bagaimana kita memelihara, menjaga dan merawatnya.
Kalau kita sudah berusaha membangun kesholehan pribadi, maka kita ingin agar anak dan keturunan kita menjadi generasi-generasi yang juga sholeh dan bertakwa.
Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam juga memberikan arahan kepada kita untuk menentukan pilihan ini secara gamblang,
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ النِّسَاءُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hakim berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Ubaidillah bin Umar dari Sa'id bin Abu Sa'id dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wanita dinikahi karena empat hal; hartanya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya. Peganglah perkara agamanya maka engkau akan beruntung."
Rasul memulai dengan menyebutkan penyebab wanita di nikahi, dengan sebuah cara pandang yang umumnya di lakukan laki-laki untuk memilih seorang wanita. Laki-laki itu biasanya memilih wanita cenderung melihat kepada hartanya, asal keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Ini adalah cara pandang yang lazim ketika seorang lelaki memilih pasangannya.
Hanya saja Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam memberikan kalimat penekanan kepada agama, kalau dasar pilihan kita karena agama niscaya kita akan beruntung. Di bolehkan memilih karena cantik, kaya dan berasal dari keturunan baik, tapi yang harus menjadi dasar pilihan utama seorang laki-laki ketika memilihi calon isterinya adalah atas dasar kebaikan agamanya.
Setelah kita menjatuhkan pilihan, wanita mana yang akan kita jadikan sebagai calon ibu dari anak-anak kita. Maka Rasul pun memberikan arahan lanjutannya. Rasulullah Muhammad Shalallahu’alaihi wasallam pun mengajarkan kepada pasangan pengantin baru untuk memulai interaksi malam pertama mereka di mana sang suami meletakkan tangannya diubun-ubun sang istri sambil berdo’a :
اللّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya (istri) dan kebaikan tabiatnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan tabiatnya.”[HR. Bukhari dari sahabat Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallaahu 'anhu].
Lalu ketika akan mulai berhubungan Rasulullah pun mengajarkan kita untuk berdo’a :
بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaithan dan jauhkanlah syaithan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.”[HR. Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallaahu 'anhu].
Bagian pertama dari ritual yang di ajarkan Rasul adalah agar Allah memberikan bawaan tabi’at yang baik dan berlindung diri dari tabi’at yang buruk, yang ada dalam diri pasangan kita. Sesungguhnya ini merupakan hak mutlak Allah Subhanahu wata’ala. Dan ini merupakan kondisi internal pribadi pasangan kita. Di mana kita ketahui unsur genetika bawaan adalah yang paling mempengaruhi tabi’at keturunan.
Adapun do’a pada saat akan berhubungan adalah do’a kita untuk berlindung kepada Allah dari faktor gangguan eksternal yang abadi. Gangguan dari syaithan yang terkutuk, yang tidak terindera oleh kita, dan hanya kepada Allah kita memohon perlindungan.
Implementasi, Berkaca dari Lahirnya Sosok Umar bin Abdul Aziz
Amirul mukminin, Umar bin Khattab pada saat menjadi Khalifah memiliki kebiasaan berjalan-jalan untuk melihat kondisi masyarakatnya secara langsung dari dekat. Dalam salah satu perjalanannya ia mendapati seorang gadis pemerah susu yang menolak untuk mematuhi perintah ibunya yang akan mencampur susu dengan air, karena di larang amirul mukminin dan merasa Allah selalu melihat perbuatannya.
Perasaan sang gadis tentang muraqabatullah (merasa di awasi Allah) inilah yang sangat menarik perhatian amirul mukminin Umar bin Khattab. Gadis anak penjual susu inipun kemudian di nikahkan Umar bin Khattab kepada anaknya ‘Ashim. Dari pernikahan inilah kemudian lahir seorang anak wanita yang bernama Laila atau Ummu ‘Ashim. Ummu ‘Ashim yang memiliki kebersahajaan kedua orang tuanya dan kakeknya. Kebersahajaan yang menarik perhatian seorang pemuda yang bernama Abdul Aziz bin Marwan.
Ibnu Syaudzab berkata: "Ketika Abdul Aziz hendak menikah dengan ibunda Umar bin Abdul Aziz, ia berkata kepada salah seorang pengawalnya: "Kumpulkan uang empat ratus dinar dari hartaku yang benar-benar bersih (halal), karena sesungguhnya aku hendak menikahi seorang wanita dari keluarga yang baik!" Hingga akhirnya ia menikah dengan ibunda Umar bin Abdul Aziz."
Apa yang dilakukan oleh Abdul Aziz sebelum menikah dengan Laila, yaitu memilihkan mahar dari harta simpanannya yang paling baik, merupakan awal sebuah keberkahan dalam rumah tangganya kelak. Mereka pun dikaruniai putera yang sangat cerdas dan shalih, Umar bin Abdul Aziz, yang suatu hari nanti akan membuat dunia bertekuk lutut dengan keadilannya. (Hervi Ghulam Faizi, Umar bin Abdul Aziz, 29 Bulan Mengubah Dunia).
Umar bin Khatab -> Ashim -> Ummu Ashim (Laila) -> Umar bin Abdul Aziz (Pemimpin kaum muslimin dengan luas wilayah 1/3 bagian dunia, hari ini di konversi luas wilayahnya sama dengan 42 sampai dengan 45 negara, dalam 29 bulan pemerintahannya tidak ada lagi orang yang berhak menerima zakat).
Semoga Allah senantiasa memberikan inspirasi dan motivasi yang baik untuk kita semua.
Ditulis oleh Elvin Sasmita
Artikel Cahaya Siroh
0 komentar:
Posting Komentar