Rabu, Juli 16, 2014
0
Memasuki minggu kedua atau ketiga bulan Ramadhan, sebagian besar masyarakat biasanya sudah disibukkan dengan kegiatan belanja keperluan Lebaran atau Idul Fitri. Dari mulai baju atau alat sholat baru, kudapan hari raya, sampai hiasan untuk mendekorasi rumah. 
Merupakan hal yang wajar jika sebagian besar umat Islam di negeri ini menjelang lebaran menghabiskan lebih banyak anggaran untuk belanja daripada bulan-bulan biasanya. Akan tetapi seringnya yang kemudian terjadi adalah anggaran belanja yang jebol alias belanja melebihi yang sudah dianggarkan. Pernahkah Anda mengalami hal serupa?
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Bagaimana agar kita bisa mengontrol pengeluaran menjelang Idul Fitri? Apa kiat-kiat agar kita bisa tetap menjaga anggaran belanja Idul Fitri pada level ‘aman’?
Menurut perencana keuangan syariah, Ahmad Gozali dalam bukunya “Puasa Kok Boros?”, Penyebab belanja yang berlebihan dan membuat anggaran kita jebol menjelang Idul Fitri adalah adanya Impulsive Buying atau Belanja Impulsif. Belanja Impulsif adalah belanja tanpa adanya rencana dan anggaran sebelumnya. Belanja Impulsif lebih didorong oleh faktor emosional. Membeli sesuatu tidak dengan pertimbangan logika lagi namun sudah melibatkan emosi dan spontanitas.
Sebagai contoh, niat awal kita hanya ingin membeli kue kering di supermarket terdekat. Namun, ketika kita melihat ada diskon pakaian, seketika kita memutuskan untuk membeli pakaian dengan pertimbangan “mumpung lagi ada diskon”.
Sebetulnya tidak ada yang salah dengan belanja yang sedikit berlebih menjelang hari raya. Yang menjadi masalah adalah ketika kita tidak membuat rencana dan anggaran sebelumnya atau belanja impulsive tadi. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Berikut adalah solusi menghindari Belanja Impulsif yang diberikan Ahmad Gozali.
Belanja impulsif didorong oleh faktor emosional. Penyebabnya adalah rasa lapar, ngantuk dan lelah. Dengan demikian, sebisa mungkin kita harus menghindari berbelanja pada saat dimana rasa lapar, ngantuk dan lelah sedang tinggi. Inilah salah satu faktor mengapa saat puasa kita cenderung tak terkontrol dalam berbelanja.
Solusi awal tentunya adalah dengan membuat anggaran belanja. Jangan pernah sepelekan kegiatan mencatat kebutuhan yang harus dibeli dengan rinci. Dengan adanya anggaran belanja yang disesuaikan kebutuhan, kita jadi memiliki tolak ukur apakah kita sudah masuk dalam zona boros atau tidak.
Solusi kedua adalah dengan menyicil belanja sebelum bulan puasa. Bagi wanita, bisa juga disiasati dengan belanja saat sedang berhalangan puasa. Hindari belanja sedang dipuncak rasa lapar dan ngantuk ketika berpuasa.
Solusi selanjutnya, kita tidak harus menunggu jatah THR turun untuk belanja kebutuhan Idul Fitri. Dengan tujuan menghindari belanja impulsive, kita dapat ‘meminjam’ uang tabungan terlebih dahulu. Mengapa demikian? Menurut Ahmad Gozali, kita akan bisa lebih berhemat dan terhindar dari impulsive buying ketika berbelanja dengan uang tabungan ketimbang uang THR.
Manusia melihat uang tidak hanya dari sisi nominal saja melainkan dari sisi psikologis atau emosional. Kita cenderung lebih menghargai apa yang kita dapat dengan jerih payah sendiri dibandingkan sesuatu yang didapatkan cuma-cuma. Ketika berbelanja dengan uang THR, kita akan menganggap uang tersebut adalah bonus atau sesuatu yang dihibahkan sehingga kita cenderung lebih bebas dan tidak merasa bersalah ketika menghabiskannya. Lain hal ketika berbelanja dengan uang hasil menabung dari gaji yang disisihkan di bulan-bulan sebelumnya. Belanja dengan uang tabungan membuat kita lebih terkontrol karena uang yang dibelanjakan adalah hasil jerih payah berbulan-bulan.
Demikian sedikit tips untuk terhindar dari belanja impulsif menjelang Idul Fitri. Menganggarkan belanja dan belanja sesuai anggaran adalah salah satu ikhtiar menghindari boros yang tidak diperbolehkan dalam Alqur’an dan tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Selamat dipraktekkan. Semoga bermanfaat.



(fauziya/muslimdaily/muslimahzone.com)

0 komentar:

Posting Komentar