يَا أَيُّهَا النَّاسُ، مَنْ عَلِمَ شَيْئًا فَلْيَقُلْ بِهِ، وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ فَلْيَقُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ، فَإِنَّ مِنَ العِلْمِ أَنْ يَقُولَ لِمَا لاَ يَعْلَمُ اللَّهُ أَعْلَمُ،
“Wahai manusia, barangsiapa yang memiliki ilmu tentang sesuatu maka hendaklah ia berkata dengan ilmunya tersebut dan barangsiapa yang tidak memiliki ilmu tentang sesuatu, hendaklah dia berkata : “Allahu A’lam (Allah lah yang lebih Mengetahui) karena sesungguhnya mengatakan : “Allahu A’lam” terhadap sesuatu yang ia tidak memiliki ilmu atasnya, adalah bagian dari ilmu”
(Atsar riwayat Bukhari dan Muslim)
Allah Azza Wa Jalla Berfirman
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (QS Al Isra’ 36)
Ikhwah fillah rahimakumullah
Allah Azza Wa Jalla akan Mengampuni ketidaktahuan kita saat ditanya tentang suatu masalah lalu kita menjawab : “Allahu A’lam” namun sebagian besar kita justru merasa tahu segala sesuatu sehingga apapun permasalah yang ditanyakan kepadanya baik yang berkaitan dengan ilmu syari’ah, ekonomi, politik maupun permasalahan umat, semuanya dijawab dengan “tuntas”. Sehingga bermunculan para “ustadz dan ustadzah” di dumay ini.
Padahal Shahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallohu ‘anhu berkata :
إِنَّ الَّذِي يُفْتِي النَّاسَ فِي كُلِّ مَا يَسْتَفْتُونَهُ فِيهِ مَجْنُونٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang berfatwa (menjawab) kepada manusia pada setiap perkara yang mereka tanyakan maka ia adalah orang gila”.
(Atsar riwayat At Thobroni dalam Al Mu’jam Al Kabir 9/188 no 8923, berkata Al Haitsami “Para perawinya terpercaya” (Majma’ Az Zawaid 1/183) dan juga Al Baihaqi dalam Al Madkhol ila As Sunan Al Kubro 1/432, dan perkataan yang semisal ini juga dikatakan oleh Ibnu Abbas sebagaimana diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Al Madkhol 1/433].
Banyak ikhwan yang bertanya kepada saya tentang perselisihan antar mujahidin di bumi Syam saat ini. Siapakah yang berada di pihak yang haq, Dawlah Islamiyyah (ISIS) ataukah Jabhah Nushrah (JN). Dan pertanyaan sejenis lainnya
Maka saya sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena jawaban yang bisa saya sampaikan saat ini adalah : “SAYA TIDAK TAHU” mengingat banyak hal yang memang saya tidak tahu tentangnya dan karena saya tidak ingin menzhalimi salah satu di antara kedua kelompok mujahidin yang sedang diuji oleh Allah dengan perselisihan internal mereka disebabkan jawaban yang saya sendiri tidak memiliki ilmu atasnya.
Dan saya amat sangat berterima kasih kepada ikhwan yang bersedia berbagi ilmu tentang masalah ini kepada saya.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum kafir” (QS Ali Imron 147)
Wallahu a’lam bish showab
Oleh: Ustadz Fuad Al Hazimi, Majelis Syariah JAT
Artikel Islam Pos
0 komentar:
Posting Komentar