Asiyah,
sepintas setiap orang yang melihat kehidupannya akan merasa cemburu,
betapa tidak, semua hal yang di dambakan seorang wanita ada dalam
dirinya.
Tinggal di dalam istana yang megah, berhiaskan berlian dan
permata, setiap pojok ruang selalu ada orang yang siap melayaninya hanya
dengan sedikit gerakan tangan dan ucapannya.
Ternyata Itu semua tidak menjadikannya
bahagia, karena suami yang seharusnya menjadi imam panutannya adalah
manusia yang justeru paling ingkar kepada Allah, bahkan terlalu sibuk
mematut-matut dirinya sebagai Tuhan.
فَقَالَ اَنَا رَبُّکُمُ الۡاَعۡلٰی ﴿۫ۖ۲۴
Firaun berkata:"Akulah Tuhanmu yang paling tinggi".(QS al-Nazi’at: 24)
Di tambah lagi dengan dosa kemanusiaan yang
ia perbuat, ia memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang
baru lahir hanya karena sebuah informasi dari para cenayang dan tukang
sihirnya bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan
kekuasaannya.
Sungguh sebuah suasana yang mencekam bagi
seorang ibu yang melahirkan bayi laki-laki dan itulah yang di rasakan
oleh ibunda nabi Musa Alahissalam.
"Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa ' susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil. Dan janganlah kamu khawatir dan jangan pula bersedih hati karena sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya salah seorang dari para rasul." (Q.S AL Qashash : 7)
Inilah awal perjuangan Asiyah binti
Muzahim, isterinya Fir’aun. Melalui sungai Nil Allah mengantarkan Musa
yang masih bayi itu ke atas pangkuannya. Di tengah kesibukan
tentara-tentara Fir’aun di luar sana, memasuki setiap rumah untuk
membunuh setiap bayi laki-laki, justeru Allah menghadirkan satu bayi
laki-laki di dalam ruang istananya. Bahkan bayi itu di pelihara dengan
izinnya. Istana yang di penuhi para tukang sihir itu pun tidak kuasa
untuk mengetahui keajaiban rencana Allah ini.
وَقَالَتِ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ قُرَّةُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ لا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ (٩)
Artinya:
Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. janganlah kamu membunuhnya, Mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari."(QS. Al Qashas: 9).
Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. janganlah kamu membunuhnya, Mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari."(QS. Al Qashas: 9).
Bujukan Asiyah itu melunakkan hati Fir’aun.
Di luar sana ia membunuh ribuan bayi, tetapi di salah satu ruang istana
ia justru memelihar bayi yang kelak akan mengakhiri semua kedzaliman
dan kepongahannya dengan seizin Allah.
Asiyah adalah sebuah gambaran sosok wanita
mukminah yang sempurna dengan keimanannya di tengah kubangan lumpur
kekufuran. Sungguh perjuangan yang sangat sulit untuk tetap bertahan
dalam keimanan di tengah superioritas kedzaliman dan kekufuran sang
suami. Suami yang memaksa setiap orang dalam kekuasaannya untuk mengakui
bahwa dirinyalah Tuhan. Tapi ia justru gagal memaksakan keyakinan itu
kepada isterinya. Hingga ia harus menyiksanya dengan sebuah siksaan yang
mengantarkan wanita mulia ini kepada kesyahidan. Lihatlah lirih do’a
yang ia panjatkan di atas kerinduan untuk berdampingan dengan sang
Kholiq.
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Artinya:
"Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surgamu, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim."(QS. At-Tahrim: 11).
"Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surgamu, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim."(QS. At-Tahrim: 11).
Obsesinya sebagai seorang isteri untuk memiliki rumah tangga yang sakinah, mawaddah
dan penuh rahmah itu tak bisa ia wujudkan di dunia. Tapi ia minta agar
ia punya sebuah rumah di surga di sisi Rabbnya yang Mulia. Dan
permintaan itu Allah abadikan di dalam Al Quran sebagai sebuah bukti
proses pembelajaran tidak hanya bagi wanita tapi juga untuk semua
laki-laki di dunia ini. Bahwa Allah pernah menghadirkan seorang wanita
dengan kemuliaan iman di pusat kekufuran.
Di tengah ruang gerak yang
sangat sempit untuk beribadah membangun keimanan, ia pun bisa terlibat
merawat tumbuh kembangnya seorang bayi yang kelak menjadi nabi. Musa
yang dengan izin Allah mengakhiri semua kepongahan dan kesombongan
Fir’aun di dalam kekufuran.
Rasulullah pun melengkapinya dengan
informasi tentang 4 orang wanita yang menjadi penghulu semua wanita di
dunia ini di mana Asiyah menjadi salah satunya.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ زَنْجُوَيْهِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَسْبُكَ مِنْ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ
(TIRMIDZI - 3813) : Telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar bin Zanjuwaih telah menceritakan kepada kami
Abdurrazaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Qatadah dari Anas
radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Cukuplah bagimu dari wanita (penghulu) dunia adalah Maryam binti Imran,
Khadijah binti Khuwailid dan Fathimah binti Muhammad serta Asiyah
isteri Fir'aun." Abu Isa berkata; "Hadits ini adalah hadits shahih."
Zulaikha dan Syahwat yang Menghancurkan
Zulaikha, nama yang sering kali di lekatkan
sebagai isteri Al ‘Aziz di dalam surah Yusuf. Nama ini tidak pernah
sekali pun Allah sebutkan di dalam Al Quran, begitu pula nama Al
‘Aziz(pembesar negeri). Nama Zulaikha akan kita dapati di beberapa
tafsir yang masyhur seperti at-Tafsir al-Kabir au Mafatih al-Ghaib karya Imam Fakr ad-Din ar-Razi (w. 604 H), al-Jami` li Ahkam al-Qur’an, Imam al-Qurthubi (w. 671 H), Tafsir al-Qur’an al-`Azhim Imam Ibnu Katsir (w. 774 H), Imam as-Suyuthi (w. 911 H) dalam tafsirnya ad-Durr al-Mantsur fi at-Tafsir bi al-Ma’tsur dan Imam Ibnu Hajar al-`Asqalani (w. 852 H) dalam bukunya Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari.
Dari semua kitab tersebut yang membicarakan tentang nama Zulaikha dan pernikahan dengan Yusuf ‘Alaihissalam,
tidak satu pun mencantumkan riwayat yang bisa di pertanggung jawabkan,
baik dari sisi nama mau pun proses pernikahannya. Begitu pula semua
pentahqiq kitab-kitab tersebut tidak menyebutkan keabsahan
periwayatannya. Juga tidak ada penjelasan apakah kisah tersebut isra’iliyat atau bukan.
Zulaikha yang hidup di dalam kemewahan dan
kemegahan. Di tengah kehidupan jetset isteri-isteri para penjabat
istana. Penuh kegembiraan tanpa tekanan kekhawatiran. Sampai suatu
ketika di saat suami yang begitu memanjakan dan mencintainya, membeli
seorang budak yang bernama Yusuf dari pasar budak. Anak kecil yang telah
di sia-siakan dan di buang oleh saudara-saudara kandungnya itu di
takdirkan Allah mendapatkan tempat yang baik di salah satu istana
pejabat Mesir saat ini. Bahkan Al ‘Aziz meniatkan untuk mengangkat anak.
وَقَالَ الَّذِي اشْتَرَاهُ مِن مِّصْرَ لِامْرَأَتِهِ أَكْرِمِي مَثْوَاهُ عَسَىٰ أَن يَنفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا ۚ وَكَذَٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ وَلِنُعَلِّمَهُ مِن تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ ۚ وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰ أَمْرِهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh Jadi Dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut Dia sebagai anak." dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. (QS Yusuf : 21)
Yusuf ‘Alahissalam tumbuh menjadi
seorang pemuda yang rupawan. Mempesona setiap wanita yang memandangnya.
Hingga isteri Al ‘Aziz tidak kuasa menahan gelora cintanya kepada Yusuf.
Sampailah ia pada puncak keinginannya.
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di
rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia
menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf
berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah
memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim
tiada akan beruntung. (QS Yusuf : 23).
Tidak tanggung-tanggung, ia menjebak Yusuf
di dalam kamarnya. Seorang wanita yang cantik dan menawan, dengan status
ibu angkat sekaligus majikan yang berkuasa penuh terhadap dirinya.
Sekarang memanggilnya untuk mendekat. Yusuf dengan kemudaannya yang
menggelora. Hampir saja ia tergelincir dalam kemaksiatan yang begitu
menggiurkannya kalau bukan karena Allah memperlihatkan kebesaran
ayat-ayatNya.
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud
(melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud
(melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda
(dari) Tuhannya[750]. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba
Kami yang terpilih. (QS Yusuf : 24).
Allah menguatkan keimanannya, melawan
superioritas majikan sekaligus ibu angkatnya, meruntuh bisikan nafsu
yang mengguncang sendi-sendi keimanannya, memporak-porandakan rencana
syaithan yang ingin menggelincirkannya. Ia dengan keimanannya bergerak
sontak sekuat tenaga lari dari mulut kemaksiatan yang sudah menganga. Ia
berbalik lari menuju pintu kamar, di ikuti Zulaikha yang berjuang keras
memenuhi syahwatnya, ingin mencegah Yusuf lari dari dirinya, dan ia
berhasil menyentuh baju Yusuf. Ia cengkeram baju belakang Yusuf sekuat
tenaganya hingga sobek bagian punggungnya. Persis di depan pintu kamar
telah berdiri Al ‘Aziz. Zulaikha pun tidak tinggal diam menyadari
posisinya yang sulit, ia membalikkan fakta yang terjadi. Ia menuduh
Yusuf ingin berbuat tidak senonoh terhadap dirinya.
Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan Kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?"(QS Yusuf : 25).
Yusuf melakukan pembelaannya, menolak semua
tuduhan Zulaikha yang di timpakan kepadanya. Bahwa Zulaikha-lah yang
telah merayu dan menggoda dirinya. Hingga hadir seorang saksi yang
berasal dari keluarga Zulaikha. Memberikan sebuah solusi dari kejadian
yang ada.
Yusuf berkata: "Dia menggodaku untuk
menundukkan diriku (kepadanya)", dan seorang saksi dari keluarga wanita
itu memberikan kesaksiannya: "Jika baju gamisnya koyak di muka, Maka
wanita itu benar dan Yusuf Termasuk orang-orang yang dusta. (QS Yusuf : 27)
Ya, jika baju depan Yusuf yang sobek maka
benarlah Zulaikha dan dustalah Yusuf. Apabila baju belakang Yusuf yang
sobek maka benarlah Yusuf dan dustalah Zulaikha.
"Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, Maka wanita Itulah yang dusta, dan Yusuf Termasuk orang-orang yang benar."
Maka tatkala suami wanita itu melihat
baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: "Sesungguhnya
(kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, Sesungguhnya tipu daya
kamu adalah besar." (QS Yusuf : 28)
Melihat bukti yang ada, menjadi sadarlah Al
‘Aziz bahwa isterinya (Zulaikha) telah melakukan sebuah tipu daya
terhadap dirinya. Ia menyuruh isterinya bertobat dan meminta kepada
Yusuf agar melupakan dan merahasiakan kejadian ini.
(Hai) Yusuf: "Berpalinglah dari ini,
dan (kamu Hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu
Sesungguhnya Termasuk orang-orang yang berbuat salah." (QS Yusuf : 29)
Betapa sulitnya kondisi hati dan perasaan
Yusuf setelah kejadian itu. Ia yang masih tinggal di istana dan setiap
hari dapat bertemu dan melihat majikannya. Orang yang begitu
menginginkan dirinya.
Entah dari mana asalnya kebocoran berita.
Gosip mulai menyebar di kalangan wanita-wanita jetset istana. Zulaikha
telah sesat karena menggoda pembantunya. Pembicaraan ini membuat
Zulaikha gusar, karena dia dianggap sesat dan berselera rendah,
sampai-sampai mau menggoda laki-laki yang merupakan pembantunya.
Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz, menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya Kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata." (QS Yusuf : 30)
Zulaikha pun membuat rencana untuk
mengundang para wanita isteri pembesar negeri Mesir, agar mereka tahu
seperti apa sesungguhnya Yusuf. Yang karenanya dia menjadi bahan
olok-olokan.
Maka tatkala wanita itu (Zulaikha)
mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan
disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada
masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian Dia
berkata (kepada Yusuf):
"Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada
mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada
(keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata:
"Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain
hanyalah Malaikat yang mulia."
Wanita itu berkata: "Itulah Dia orang
yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan Sesungguhnya aku
telah menggoda Dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi Dia
menolak. dan Sesungguhnya jika Dia tidak mentaati apa yang aku
perintahkan kepadanya, niscaya Dia akan dipenjarakan dan Dia akan
Termasuk golongan orang-orang yang hina."( QS Yusuf 31-32).
Puaslah hati Zulaikha, karena para wanita
yang melihat Yusuf begitu ta’jub dengan ke rupawanan dan keelokan
wajahnya, sampai-sampai kekaguman mereka membuat secara tak sadar
membuat pisau yang mereka gunakan untuk mengupas jamuan melukai diri
mereka. Bahkan karena ketampanan Yusuf mereka merasa sedang berhadapan
dengan malaikat Allah yang mulia.
Zulaikha masih terus menginginkan Yusuf, bahkan mengancam kalau Yusuf tidak memenuhi keinginannya maka ia akan di penjara.
Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara
lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak
Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung
untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang
yang bodoh."(Yusuf : 33)
Yusuf menolak keinginan mereka dan ia
meminta kepada Allah bahwa penjara jauh lebih ia cintai ketimbang
memenuhi ajakan dan keinginan mereka. Dan Allah pun mengabulkan do’a
Yusuf tersebut.
Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan
Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah yang
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Kemudian timbul pikiran pada mereka
setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus
memenjarakannya sampai sesuatu waktu.(Yusuf : 34-35)
Antara Asiyah dan Zulaikha
Dua orang wanita yang sama-sama hidup di
istana dengan latar belakang negeri Mesir. Hidup dalam gemerlap
kemewahan istana. Sama-sama Allah cantumkan mereka di dalam Al Quran.
Tapi punya kedudukan yang berbeda di hadapan Allah Subhanahu wata’ala.
Asiyah dengan seluruh potensi yang ia miliki, ia gunakan untuk bisa
mendekatkan diri kepada Allah dalam keimanannya. Bahkan ia dapat
memberikan kontribusi untuk terlibat dalam pengasuhan dan perawatan
tumbuh kembangnya seorang nabi, Musa Alaihissalam.
Do’a indah kerinduanya kepada Allah, Allah abadikan di dalam Al Quran.
Zulaikha, dengan kecantikan, kemewahan,
kemegahan dan semua potensi yang ia miliki. Ia gunakan untuk memenuhi
semua hasrat dan syahwatnya terhadap Yusuf. Berbagai tipu daya ia
lakukan untuk mendapatkan Yusuf. Menjadi fitnah dan cobaan bagi nabi
pilihan Allah. Di atas semua muslihat dan tipu daya yang ia lakukan.
Pengakuan atas kesalahannya pun Allah abadikan di dalam Al Quran.
Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana
keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya
(kepadamu)?" mereka berkata: "Maha sempurna Allah, Kami tiada mengetahui
sesuatu keburukan dari padanya". berkata isteri Al Aziz: "Sekarang
jelaslah kebenaran itu, Akulah yang menggodanya untuk menundukkan
dirinya (kepadaku), dan Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang
benar." (QS Yusuf : 51)
Semoga Allah memberikan petunjuk kepada
kita untuk dapat memanfaatkan semua potensi yang kita miliki agar
menjadikan diri kita semakin dekat kepada Allah Subhanawata’ala.
Oleh : Elvin Sasmita
Artikel Cahaya Siroh
0 komentar:
Posting Komentar