Minggu, Mei 11, 2014
0
Asiyah, sepintas setiap orang yang melihat kehidupannya akan merasa cemburu, betapa tidak, semua hal yang di dambakan seorang wanita ada dalam dirinya. 

Tinggal di dalam istana yang megah, berhiaskan berlian dan permata, setiap pojok ruang selalu ada orang yang siap melayaninya hanya dengan sedikit gerakan tangan dan ucapannya.

Ternyata Itu semua tidak menjadikannya bahagia, karena suami yang seharusnya menjadi imam panutannya adalah manusia yang justeru paling ingkar kepada Allah, bahkan terlalu sibuk mematut-matut dirinya sebagai Tuhan.

فَقَالَ اَنَا رَبُّکُمُ الۡاَعۡلٰی ﴿۫ۖ۲۴


Firaun  berkata:"Akulah Tuhanmu yang paling tinggi".(QS al-Nazi’at: 24)

Di tambah lagi dengan dosa kemanusiaan yang ia perbuat, ia memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir hanya karena sebuah informasi dari para cenayang dan tukang sihirnya bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan kekuasaannya.

Sungguh sebuah suasana yang mencekam bagi seorang ibu yang melahirkan bayi laki-laki dan itulah yang di rasakan oleh ibunda nabi Musa Alahissalam.

"Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa ' susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil.  Dan janganlah kamu khawatir dan jangan pula bersedih hati karena sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya salah seorang dari para rasul." (Q.S AL Qashash : 7)

Inilah awal perjuangan Asiyah binti Muzahim, isterinya Fir’aun. Melalui sungai Nil Allah mengantarkan Musa yang masih bayi itu ke atas pangkuannya. Di tengah kesibukan tentara-tentara Fir’aun di luar sana, memasuki setiap rumah untuk membunuh setiap bayi laki-laki, justeru Allah menghadirkan satu bayi laki-laki di dalam ruang istananya. Bahkan bayi itu di pelihara dengan izinnya. Istana yang di penuhi para tukang sihir itu pun tidak kuasa untuk mengetahui keajaiban rencana Allah ini.

وَقَالَتِ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ قُرَّةُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ لا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ (٩)


Artinya:
Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. janganlah kamu membunuhnya, Mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari."(QS. Al Qashas: 9).

Bujukan Asiyah itu melunakkan hati Fir’aun. Di luar sana ia membunuh ribuan bayi, tetapi di salah satu ruang istana ia justru memelihar bayi yang kelak akan mengakhiri semua kedzaliman dan kepongahannya dengan seizin Allah.

Asiyah adalah sebuah gambaran sosok wanita mukminah yang sempurna dengan keimanannya di tengah kubangan lumpur kekufuran. Sungguh perjuangan yang sangat sulit  untuk tetap bertahan dalam keimanan di tengah superioritas kedzaliman dan kekufuran sang suami. Suami yang memaksa setiap orang dalam kekuasaannya untuk mengakui bahwa dirinyalah Tuhan. Tapi ia justru gagal memaksakan keyakinan itu kepada isterinya. Hingga ia harus menyiksanya dengan sebuah siksaan yang mengantarkan wanita mulia ini kepada kesyahidan. Lihatlah lirih do’a yang ia panjatkan di atas kerinduan untuk berdampingan dengan sang Kholiq.

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ


Artinya:
"Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surgamu, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim."(QS. At-Tahrim: 11).

Obsesinya sebagai seorang isteri untuk memiliki rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan penuh rahmah itu tak bisa ia wujudkan di dunia. Tapi ia minta agar ia punya sebuah rumah di surga di sisi Rabbnya yang Mulia. Dan permintaan itu Allah abadikan di dalam Al Quran sebagai sebuah bukti proses pembelajaran tidak hanya bagi wanita tapi juga untuk semua laki-laki di dunia ini. Bahwa Allah pernah menghadirkan seorang wanita dengan kemuliaan iman di pusat kekufuran. 

Di tengah ruang gerak yang sangat sempit untuk beribadah membangun keimanan, ia pun bisa terlibat merawat tumbuh kembangnya seorang bayi yang kelak menjadi nabi. Musa yang dengan izin Allah mengakhiri semua kepongahan dan kesombongan Fir’aun di dalam kekufuran.

Rasulullah pun melengkapinya dengan informasi tentang 4 orang wanita yang menjadi penghulu semua wanita di dunia ini di mana Asiyah menjadi salah satunya.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ زَنْجُوَيْهِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَسْبُكَ مِنْ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ

قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ


(TIRMIDZI - 3813) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Zanjuwaih telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Qatadah dari Anas radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Cukuplah bagimu dari wanita (penghulu) dunia adalah Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid dan Fathimah binti Muhammad serta Asiyah isteri Fir'aun." Abu Isa berkata; "Hadits ini adalah hadits shahih."

Zulaikha dan Syahwat yang Menghancurkan


Zulaikha, nama yang sering kali di lekatkan sebagai isteri Al ‘Aziz di dalam surah Yusuf. Nama ini tidak pernah sekali pun Allah sebutkan di dalam Al Quran, begitu pula nama Al ‘Aziz(pembesar negeri). Nama Zulaikha akan kita dapati di beberapa tafsir yang masyhur seperti  at-Tafsir al-Kabir au Mafatih al-Ghaib karya Imam Fakr ad-Din ar-Razi (w. 604 H), al-Jami` li Ahkam al-Qur’an, Imam al-Qurthubi (w. 671 H), Tafsir al-Qur’an al-`Azhim Imam Ibnu Katsir (w. 774 H), Imam as-Suyuthi (w. 911 H) dalam tafsirnya ad-Durr al-Mantsur fi at-Tafsir bi al-Ma’tsur dan Imam Ibnu Hajar al-`Asqalani (w. 852 H) dalam bukunya Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari

Dari semua kitab tersebut yang membicarakan tentang nama Zulaikha dan pernikahan dengan Yusuf ‘Alaihissalam, tidak satu pun mencantumkan riwayat yang bisa di pertanggung jawabkan, baik dari sisi nama mau pun proses pernikahannya. Begitu pula semua pentahqiq kitab-kitab tersebut tidak menyebutkan keabsahan periwayatannya. Juga tidak ada penjelasan apakah kisah tersebut isra’iliyat atau bukan.

Zulaikha yang hidup di dalam kemewahan dan kemegahan. Di tengah kehidupan jetset isteri-isteri para penjabat istana. Penuh kegembiraan tanpa tekanan kekhawatiran. Sampai suatu ketika di saat suami yang begitu memanjakan dan mencintainya, membeli seorang budak yang bernama Yusuf dari pasar budak. Anak kecil yang telah di sia-siakan dan di buang oleh saudara-saudara kandungnya itu di takdirkan Allah mendapatkan tempat yang baik di salah satu istana pejabat Mesir saat ini. Bahkan Al ‘Aziz meniatkan untuk mengangkat anak.

وَقَالَ الَّذِي اشْتَرَاهُ مِن مِّصْرَ لِامْرَأَتِهِ أَكْرِمِي مَثْوَاهُ عَسَىٰ أَن يَنفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا ۚ وَكَذَٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ وَلِنُعَلِّمَهُ مِن تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ ۚ وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰ أَمْرِهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ


Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh Jadi Dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut Dia sebagai anak." dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya
. (QS Yusuf : 21)

Yusuf ‘Alahissalam tumbuh menjadi seorang pemuda yang rupawan. Mempesona setiap wanita yang memandangnya. Hingga isteri Al ‘Aziz tidak kuasa menahan gelora cintanya kepada Yusuf. Sampailah ia pada puncak keinginannya.

Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. (QS Yusuf : 23).

Tidak tanggung-tanggung, ia menjebak Yusuf di dalam kamarnya. Seorang wanita yang cantik dan menawan, dengan status ibu angkat sekaligus majikan yang berkuasa penuh terhadap dirinya. Sekarang memanggilnya untuk mendekat. Yusuf dengan kemudaannya yang menggelora. Hampir saja ia tergelincir dalam kemaksiatan yang begitu menggiurkannya kalau bukan karena Allah memperlihatkan kebesaran ayat-ayatNya.

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya[750]. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (QS Yusuf : 24).

Allah menguatkan keimanannya, melawan superioritas majikan sekaligus ibu angkatnya, meruntuh bisikan nafsu yang mengguncang sendi-sendi keimanannya, memporak-porandakan rencana syaithan yang ingin menggelincirkannya. Ia dengan keimanannya bergerak sontak sekuat tenaga lari dari mulut kemaksiatan yang sudah menganga. Ia berbalik lari menuju pintu kamar, di ikuti Zulaikha yang berjuang keras memenuhi syahwatnya, ingin mencegah Yusuf lari dari dirinya, dan ia berhasil menyentuh baju Yusuf. Ia cengkeram baju belakang Yusuf sekuat tenaganya hingga sobek bagian punggungnya. Persis di depan pintu kamar telah berdiri Al ‘Aziz. Zulaikha pun tidak tinggal diam menyadari posisinya yang sulit, ia membalikkan fakta yang terjadi. Ia menuduh Yusuf ingin berbuat tidak senonoh terhadap dirinya.

Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan Kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?"(QS Yusuf : 25).

Yusuf melakukan pembelaannya, menolak semua tuduhan Zulaikha yang di timpakan kepadanya. Bahwa Zulaikha-lah yang telah merayu dan menggoda dirinya. Hingga hadir seorang saksi yang berasal dari keluarga Zulaikha. Memberikan sebuah solusi dari kejadian yang ada.

Yusuf berkata: "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)", dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: "Jika baju gamisnya koyak di muka, Maka wanita itu benar dan Yusuf Termasuk orang-orang yang dusta. (QS Yusuf : 27)

Ya, jika baju depan Yusuf yang sobek maka benarlah Zulaikha dan dustalah Yusuf. Apabila baju belakang Yusuf yang sobek maka benarlah Yusuf dan dustalah Zulaikha.

"Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, Maka wanita Itulah yang dusta, dan Yusuf Termasuk orang-orang yang benar."

Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, Sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar." (QS Yusuf : 28)

Melihat bukti yang ada, menjadi sadarlah Al ‘Aziz bahwa isterinya (Zulaikha) telah melakukan sebuah tipu daya terhadap dirinya. Ia menyuruh isterinya bertobat dan meminta kepada Yusuf agar melupakan dan merahasiakan kejadian ini.

(Hai) Yusuf: "Berpalinglah dari ini, dan (kamu Hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu Sesungguhnya Termasuk orang-orang yang berbuat salah." (QS Yusuf : 29)

Betapa sulitnya kondisi hati dan perasaan Yusuf setelah kejadian itu. Ia yang masih tinggal di istana dan setiap hari dapat bertemu dan melihat majikannya. Orang yang begitu menginginkan dirinya.
Entah dari mana asalnya kebocoran berita. Gosip mulai menyebar di kalangan wanita-wanita jetset istana. Zulaikha telah sesat karena menggoda pembantunya. Pembicaraan ini membuat Zulaikha gusar, karena dia dianggap sesat dan berselera rendah, sampai-sampai mau menggoda laki-laki yang merupakan pembantunya.

Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz, menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya Kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata." (QS Yusuf : 30)

Zulaikha pun membuat rencana untuk mengundang para wanita isteri pembesar negeri Mesir, agar mereka tahu  seperti apa sesungguhnya Yusuf. Yang karenanya dia menjadi bahan olok-olokan.
Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian Dia berkata (kepada Yusuf):

 "Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah Malaikat yang mulia."
Wanita itu berkata: "Itulah Dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan Sesungguhnya aku telah menggoda Dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi Dia menolak. dan Sesungguhnya jika Dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya Dia akan dipenjarakan dan Dia akan Termasuk golongan orang-orang yang hina."( QS Yusuf 31-32).

Puaslah hati Zulaikha, karena para wanita yang melihat Yusuf begitu ta’jub dengan ke rupawanan dan keelokan wajahnya, sampai-sampai kekaguman mereka membuat secara tak sadar membuat pisau yang mereka gunakan untuk mengupas jamuan melukai diri mereka. Bahkan karena ketampanan Yusuf mereka merasa sedang berhadapan dengan malaikat Allah yang mulia.

Zulaikha masih terus menginginkan Yusuf, bahkan mengancam kalau Yusuf tidak memenuhi keinginannya maka ia akan di penjara.

Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh."(Yusuf : 33)

Yusuf menolak keinginan mereka dan ia meminta kepada Allah bahwa penjara jauh lebih ia cintai ketimbang memenuhi ajakan dan keinginan mereka. Dan Allah pun mengabulkan do’a Yusuf tersebut.

Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu.(Yusuf : 34-35)

Antara Asiyah dan Zulaikha


Dua orang wanita yang sama-sama hidup di istana dengan latar belakang negeri Mesir. Hidup dalam gemerlap kemewahan istana. Sama-sama Allah cantumkan mereka di dalam Al Quran. Tapi punya kedudukan yang berbeda di hadapan Allah Subhanahu wata’ala. Asiyah dengan seluruh potensi yang ia miliki, ia gunakan untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah dalam keimanannya. Bahkan ia dapat memberikan kontribusi untuk terlibat dalam pengasuhan dan perawatan tumbuh kembangnya seorang nabi, Musa Alaihissalam

Do’a indah kerinduanya kepada Allah, Allah abadikan di dalam Al Quran.

Zulaikha, dengan kecantikan, kemewahan, kemegahan dan semua potensi yang ia miliki. Ia gunakan untuk memenuhi semua hasrat dan syahwatnya terhadap Yusuf. Berbagai tipu daya ia lakukan untuk mendapatkan Yusuf. Menjadi fitnah dan cobaan bagi nabi pilihan Allah. Di atas semua muslihat dan tipu daya yang ia lakukan. Pengakuan atas kesalahannya pun Allah abadikan di dalam Al Quran.

Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" mereka berkata: "Maha sempurna Allah, Kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya". berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, Akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang benar." (QS Yusuf : 51)

Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita untuk dapat memanfaatkan semua potensi yang kita miliki agar menjadikan diri kita semakin dekat kepada Allah Subhanawata’ala.




Oleh      : Elvin Sasmita
Artikel Cahaya Siroh

0 komentar:

Posting Komentar