Jumat, November 28, 2014
0

KEJADIAN ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan elektronik.

Ada seorang pemuda bernama Abe (bukan nama sebenarnya). Dia anak yang cerdas, rajin dan cukup tampan. Setidaknya itu pendapat wanita-wanita yang mengenalnya. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah di promosikan ke posisi manager. Gajinya pun lumayan.

Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor. Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman-teman kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan wanita-wanita yang belum mempunyai pasangan. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada Abe. Dirumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit dibagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul-betul seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting. Wanita tua ini tidak lain adalah ibu kandung Abe.

Walau demikian, sang ibu selalu setia melakukan pekerjaan rutin layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu-satunya Abe. Namun Abe adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, Abe selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut ibunya dulu sebelum meninggal. “Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan,” jawab Abe. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang ibu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah.

Tidak kuat bangun dari ranjang. Abe mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat Abe jadi BT (bad temper) dan uring-uringan di rumah. Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, Abe melihat sebuah box kecil. Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan Abe.

Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, Abe cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah ibu kandung Abe. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya. Spontan air mata Abe menetes keluar tanpa bisa dibendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, Abe langsung bersujud di samping ranjang sang ibu yang terbaring.

Sambil menahan tangis Abe meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. “Sudah-sudah nak, ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi!”

Setelah sembuh, Abe bahkan berani membawa ibunya belanja ke supermarket. Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, Abe tetap tidak menghiraukan.



Oleh   : Rongky Dorista
Artikel Islam Pos

0 komentar:

Posting Komentar