Ada hal-hal yang sangat tidak ingin kita
lepaskan atau kita tinggalkan. Tetapi ada saatnya kita harus bisa
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang itu berhenti mencintai
kita, melainkan kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia
jika kita melepaskannya. Ya, itulah yang pernah seorang teman saya
katakan kepada saya.
Melepaskan itu jelas bukan hal yang mudah.
Perpisahan itu akan selalu menyedihkan, mangkanya saya sangat tidak
menyukai perpisahan.
Tapi memang benar, ada pertemuan, pasti akan ada
perpisahan. Entah perpisahan itu akan terjadi kapan, tapi perpisahan itu
akan tetap ada. Kadang, kita terlalu egois untuk terus menerus
mempertahankan seseorang, karena takut menghadapi perpisahan.
Ada beberapa hal yang membuat kita
begitu berat melepaskan seseorang.
Pertama, ketika kebahagiaan kita
sangat bergantung kepada orang itu. Enggak munafik, menghabiskan
hari-hari bersama dengan seseorang yang kita sayangi atau cintai tentu
saja melukiskan kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa tergantikan oleh
apapun.
Ketika ulang tahun ada yang memberikan hadiah istimewa, ketika
dia mengantarmu ke toko buku, ketika kamu dan dia makan malam bersama di
jajanan pinggir jalan dengan diiringi musik pengamen yang syahdu,
ketika dia mengantarmu pulang kerja atau kuliah sampai tepat depan
rumahmu, atau hal simpel seperti mengucapkan selamat pagi yang membuat
kamu bisa tersenyum sepanjang hari.
Kedua, ketika kita merasa dia itu
ganteng atau cantik dan istimewa dibandingkan yang lainnya. Sekali lagi,
enggak munafik bahwa banyak diantara kita, termasuk saya, menggunakan
metode dari mata turun ke hati. Melihat penampilan dulu lalu baru bisa
jatuh hati. Bukan berarti saya menilai si ini jelek, dan si itu ganteng.
Bukan.
Penilaian masing-masing orang berbeda, karena selera orang
beda-beda. Ada yang menurut saya si A itu ganteng, tapi menurut teman
saya si A itu biasa aja. Pada umumnya, klasifikasi seseorang dibilang
ganteng atau cantik sama. Maksud saya, kita bisa bilang Brad Pitt itu
ganteng, dan memang ribuan wanita di luar sana mengatakan hal yang sama.
Begitu juga dengan Angeline Jolie, yang mana ribuan laki-laki di luar
sana mengatakan bahawa Angelina Jolie itu cantik. Jika kamu bisa
mendapatkan Brad Pitt atau Angelina Jolie, maka tentu saja akan ada prestige tersendiri.
Itu enggak muna. Atau contoh lainnya, misalnya kamu bisa mendapatkan
cewek paling cantik plus pintar di kampus, tentunya kamu akan merasa
bangga. Dan in some cases , itulah yang membuat banyak orang sulit melepaskan.
Ketiga, takut tidak dapat menemukan yang
seperti dia. Ini memang sering sekali terjadi, termasuk saya pun pernah
mengalaminya. Ketika kita menemukan seseorang yang nyaris memenuhi
kriteria kita, tentunya kita akan teramat sangat sulit melepaskannya.
Kata-kata tenang aja, masih banyak ikan di laut… cuman masuk telinga
kanan keluar lagi telinga kiri. Apa yang ada dalam pikiran kita hanya:
Ya Tuhan, apa saya bisa bertemu dengan orang lain yang seperti dia?.
Memang cinta itu aneh, dan membunuh logika. Itu memang benar. Ketakutan
atau kekhawatiran akan kemungkinan ada atau tidaknya laki-laki atau
perempuan yang seperti dia tentu sering membayang-bayangi pikiran, yang
membuat banyak orang berpikir dua kali ketika akan melepaskan seseorang.
Keempat, ketika begitu banyak
kenangan-kenangan indah terbayang-bayang di benak kita. Ini nih, yang
paling bikin galau tingkat akut. Ketika akan melepaskan seseorang, pasti
secara reflek yang ada dalam benak kita adalah kenangan-kenangan
indahnya saja.
Padahal, kenangan enggak indahnya juga ada. Memutar lagu
sendu sebelum tidur, kemudian menangis tersedu-sedu membayangkan
kenangan indah yang pernah dilalui bersama. Apalagi kalau mendengarkan
lagu Samsons-Kenangan Terindah. Ya, lagu yang selalu menjadi langganan
para muda-mudi yang sedang galau menghadapi masa-masa melepaskan.
Kelima, ketika hati kita berkata, “saya
sangat mencintainya”. Emosi saat melepaskan seseorang itu campur aduk
memang. Kita tiba-tiba merasakan perasaan cinta yang begitu hebat, tapi
entah itu karena emosi yang sedang tidak stabil atau memang karena masih
mencintainya. Labil memang.
Karena memang perpisahan itu berat.
Kasarannya: “Gue cinta banget, tapi gue sakit kalau terus sama dia,
gimana dong?”. Nah lho, lalalalala. Saya pun pernah mengalami hal ini.
Ingin melepaskan tapi takut menyesal karena nanti akan kehilangan dan
enggak bisa balik lagi dengan orang yang kita cinta. Memang labil. Ingin
melepaskan tapi berharap bisa balikan lagi… Tuhkan, memang cinta itu
diluar logika. Hahaha :D
Tapi nih, teman saya pernah bilang,
kita harus bisa melepaskan seseorang karena kebahagiaan kita tidak
bergantung padanya. Ya iyalah, sebelum sama dia juga kita bisa saja kan
bahagia? Kita harus melepaskan seseorang karena yang ganteng, yang
cantik, yang tercetar membahana belum tentu yang terbaik untuk kita.
Kita harus siap melepaskan seseorang, karena jika Tuhan mengambil
sesuatu, Dia pasti sudah menyiapkan yang lebih baik.
Dan kita harus
yakin akan hal itu, karena Tuhan yang paling tau apa-apa yang terbaik
untuk kita, karena kita ini milik-Nya. Kita harus melepaskan seseorang,
karena memang masa-masa indah itu hanya masa lalu, yang hanya menjadi
pengisi sebagian lembar-lembaran kehidupan kita, karena kita masih
banyak memiliki lembaran-lembaran kosong yang bisa kita isi dengan
warna-warna yang mencerahkan.
Kita harus melepaskan seseorang ketika….
tidak ada lagi yang dapat dipertahankan. Kebahagiaan itu yang utama,
kalau sampai ada air mata kesedihan terus terurai dalam kumulatif waktu
yang lama, ya sudah. Dari setiap kegagalan tentunya akan ada yang dapat
kita pelajari dan kita pahami. Kalau kata teman saya… ada saatnya
mempertahankan, ada saatnya melepaskan.
Salam penggalauan,
Oleh : Sita :D
Artikel Kompasiana
0 komentar:
Posting Komentar