Sabtu, Maret 29, 2014
0
13590291151075343707Ada hal-hal yang sangat tidak ingin kita lepaskan atau kita tinggalkan. Tetapi ada saatnya kita harus bisa berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang itu berhenti mencintai kita, melainkan kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia jika kita melepaskannya. Ya, itulah yang pernah seorang teman saya katakan kepada saya. 

Melepaskan itu jelas bukan hal yang mudah. Perpisahan itu akan selalu menyedihkan, mangkanya saya sangat tidak menyukai perpisahan.

Tapi memang benar, ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Entah perpisahan itu akan terjadi kapan, tapi perpisahan itu akan tetap ada. Kadang, kita terlalu egois untuk terus menerus mempertahankan seseorang, karena takut menghadapi perpisahan.

Ada beberapa hal yang membuat kita begitu berat melepaskan seseorang. 

Pertama, ketika kebahagiaan kita sangat bergantung kepada orang itu. Enggak munafik, menghabiskan hari-hari bersama dengan seseorang yang kita sayangi atau cintai tentu saja melukiskan kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa tergantikan oleh apapun. 

Ketika ulang tahun ada yang memberikan hadiah istimewa, ketika dia mengantarmu ke toko buku, ketika kamu dan dia makan malam bersama di jajanan pinggir jalan dengan diiringi musik pengamen yang syahdu, ketika dia mengantarmu pulang kerja atau kuliah sampai tepat depan rumahmu, atau hal simpel seperti mengucapkan selamat pagi yang membuat kamu bisa tersenyum sepanjang hari.

Kedua, ketika kita merasa dia itu ganteng atau cantik dan istimewa dibandingkan yang lainnya. Sekali lagi, enggak munafik bahwa banyak diantara kita, termasuk saya, menggunakan metode dari mata turun ke hati. Melihat penampilan dulu lalu baru bisa jatuh hati. Bukan berarti saya menilai si ini jelek, dan si itu ganteng. Bukan. 

Penilaian masing-masing orang berbeda, karena selera orang beda-beda. Ada yang menurut saya si A itu ganteng, tapi menurut teman saya si A itu biasa aja. Pada umumnya, klasifikasi seseorang dibilang ganteng atau cantik sama. Maksud saya, kita bisa bilang Brad Pitt itu ganteng, dan memang ribuan wanita di luar sana mengatakan hal yang sama. 

Begitu juga dengan Angeline Jolie, yang mana ribuan laki-laki di luar sana mengatakan bahawa Angelina Jolie itu cantik. Jika kamu bisa mendapatkan Brad Pitt atau Angelina Jolie, maka tentu saja akan ada prestige tersendiri. Itu enggak muna. Atau contoh lainnya, misalnya kamu bisa mendapatkan cewek paling cantik plus pintar di kampus, tentunya kamu akan merasa bangga. Dan in some cases , itulah yang membuat banyak orang sulit melepaskan.

Ketiga, takut tidak dapat menemukan yang seperti dia. Ini memang sering sekali terjadi, termasuk saya pun pernah mengalaminya. Ketika kita menemukan seseorang yang nyaris memenuhi kriteria kita, tentunya kita akan teramat sangat sulit melepaskannya. Kata-kata tenang aja, masih banyak ikan di laut… cuman masuk telinga kanan keluar lagi telinga kiri. Apa yang ada dalam pikiran kita hanya: Ya Tuhan, apa saya bisa bertemu dengan orang lain yang seperti dia?. 

Memang cinta itu aneh, dan membunuh logika. Itu memang benar. Ketakutan atau kekhawatiran akan kemungkinan ada atau tidaknya laki-laki atau perempuan yang seperti dia tentu sering membayang-bayangi pikiran, yang membuat banyak orang berpikir dua kali ketika akan melepaskan seseorang.

Keempat, ketika begitu banyak kenangan-kenangan indah terbayang-bayang di benak kita. Ini nih, yang paling bikin galau tingkat akut. Ketika akan melepaskan seseorang, pasti secara reflek yang ada dalam benak kita adalah kenangan-kenangan indahnya saja. 

Padahal, kenangan enggak indahnya juga ada. Memutar lagu sendu sebelum tidur, kemudian menangis tersedu-sedu membayangkan kenangan indah yang pernah dilalui bersama. Apalagi kalau mendengarkan lagu Samsons-Kenangan Terindah. Ya, lagu yang selalu menjadi langganan para muda-mudi yang sedang galau menghadapi masa-masa melepaskan.

Kelima, ketika hati kita berkata, “saya sangat mencintainya”. Emosi saat melepaskan seseorang itu campur aduk memang. Kita tiba-tiba merasakan perasaan cinta yang begitu hebat, tapi entah itu karena emosi yang sedang tidak stabil atau memang karena masih mencintainya. Labil memang. 

Karena memang perpisahan itu berat. Kasarannya: “Gue cinta banget, tapi gue sakit kalau terus sama dia, gimana dong?”. Nah lho, lalalalala. Saya pun pernah mengalami hal ini. Ingin melepaskan tapi takut menyesal karena nanti akan kehilangan dan enggak bisa balik lagi dengan orang yang kita cinta. Memang labil. Ingin melepaskan tapi berharap bisa balikan lagi… Tuhkan, memang cinta itu diluar logika. Hahaha :D

Tapi nih, teman saya pernah bilang,  kita harus bisa melepaskan seseorang karena kebahagiaan kita tidak bergantung padanya. Ya iyalah, sebelum sama dia juga kita bisa saja kan bahagia? Kita harus melepaskan seseorang karena yang ganteng, yang cantik, yang tercetar membahana belum tentu yang terbaik untuk kita. Kita harus siap melepaskan seseorang, karena jika Tuhan mengambil sesuatu, Dia pasti sudah menyiapkan yang lebih baik. 

Dan kita harus yakin akan hal itu, karena Tuhan yang paling tau apa-apa yang terbaik untuk kita, karena kita ini milik-Nya. Kita harus melepaskan seseorang, karena memang masa-masa indah itu hanya masa lalu, yang hanya menjadi pengisi sebagian lembar-lembaran kehidupan kita, karena kita masih banyak memiliki lembaran-lembaran kosong yang bisa kita isi dengan warna-warna yang mencerahkan. 

Kita harus melepaskan seseorang ketika…. tidak ada lagi yang dapat dipertahankan. Kebahagiaan itu yang utama, kalau sampai ada air mata kesedihan terus terurai dalam kumulatif waktu yang lama, ya sudah. Dari setiap kegagalan tentunya akan ada yang dapat kita pelajari dan kita pahami. Kalau kata teman saya… ada saatnya mempertahankan, ada saatnya melepaskan.
Salam penggalauan,




Oleh        : Sita :D
Artikel Kompasiana

0 komentar:

Posting Komentar