Selasa, Februari 25, 2014
0
ADA sebuah nasihat untuk para perantau. “Jika engkau merantau, pergi ke suatu daerah, mampirlah ke masjid. Karena di sana (biasanya) tempat berkumpul orang-orang baik.”

Mampir ke masjid, bisa dengan maksud untuk menunaikan ibadah. Bisa sekalian untuk sekedar melepas lelah, menanyakan alamat atau mungkin minta izin untuk bermalam di masjid.

Kemarin pak Sanji berbicara dengan saya, “Oh ya, sekarang hari libur ya. Makanya kamu dapat shalat berjamaah di rumah.”
Iya, jika hari kerja, alhamdulillah saya biasa menunaikan shalat di masjid dekat kantor. Di hari libur, lebih sering shalat di mushalla dekat rumah, alhamdulillah.

Pak Sanji yang usianya hampir seusia ayah saya ini, tahu jika saya jarang shalat di mushalla dekat rumah. Oleh karenanya, begitu dia melihat saya shalat di mushalla, dia langsung dapat memahami.
Sebaliknya, pak Abdul Aziz merasa heran, mengapa pak Abdul Haq tidak ada di masjid dekat kantor. Pak Abdul Haq biasanya shalat di belakang imam. Ketidakhadiran pak Abdul Haq menjadi tanda tanya pak Abdul Aziz.

Keheranan pak Abdul Aziz ini juga sempat terbetik di dalam hati saya. Kemana pak Abdul Haq?
Tadi, ketika adzan Maghrib berkumandang, saya bertemu pak Abdul Haq di jalan menuju masjid. Saya tanyakan kemana saja pak Abdul Haq beberapa hari yang lalu. Ternyata, dia pulang kampung, karena ada salah seorang kakaknya yang meninggal dunia.

Dekat dengan masjid, kami bertemu dengan pak Faisal. “Kemana saja pak Faisal. Sepertinya beberapa hari ini tidak terlihat di masjid?” tanya pak Abdul Haq.
Pak Faisal menjelaskan bahwa ada saudaranya dari Surabaya datang ke Jakarta. Sehingga dia harus menemani tamunya ini pergi ke Bogor.

Kondisi ini juga terjadi ketika pak Edi tidak hadir di masjid. Pak Edi termasuk jamaah rutin shalat berjamaah di masjid dekat kantor. Ketidakhadirannya di masjid menimbulkan tanda tanya jamaah yang lain.

Mereka jama’ah masjid tidak memiliki hubungan darah, namun ikatan mereka amat kuat. Kepedulian mereka satu sama lain begitu kental.

Jadi tidak salah, bila ada nasihat kepada para perantau untuk mampir ke masjid.  Sebab jama’ah masjid memiliki kepedulian yang tinggi terhadap orang lain, termasuk kepada orang yang tidak dikenalnya sekalipun.


Oleh: Arya Noor Amarsyah
Artikel Islam Pos

0 komentar:

Posting Komentar