Sabtu, Desember 28, 2013
0
Menjelang Natal 2013, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau umat Islam untuk menghindari penggunaan aksesori yang berkaitan dengan Natal dan atributnya. Ormas-ormas Islam juga meminta perusahaan tidak memaksa karyawan Muslim memakai atribut natal, termasuk kostum sinterklas.

Mengapa umat Islam tidak boleh memakai kostum sinterklas dan atribut natal? Berikut ini 3 alasannya.

1. Simbol Aqidah

Meski Sinterklas sendiri mengundang perdebatan di kalangan Kristiani mengenai asal-usulnya, kostum Siterklas telah diidentikkan dengan Natal. Natal sendiri diyakini kalangan Kristiani sebagai hari kelahiran Yesus yang kemudian menjadi juru selamat dan tuhan bagi mereka.

Menggunakan kostum sinterklas dan atribut natal yang merupakan simbol aqidah dikhawatirkan dapat menjadi semacam pengakuan terhadap keyakinan mereka. 

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Ali Imran : 64)

Inilah sikap umat Islam terhadap kalangan ahlul kitab, termasuk Nasrani, yang diperintahkan Al Qur'an. Hendaklah mendakwahi mereka dengan cara sebaik-baiknya agar kembali kepada tauhid, yang sebenarnya adalah ajaran nabi Isa juga. Namun jika mereka tetap dalam ajaran trinitasnya, maka seorang Muslim harus teguh dengan keislamannya dan bangga dengan identitas Islamnya. Tidak justru ikut-ikutan memberikan pengakuan terhadap aqidah mereka. Tidak justru terperosok dalam simbol-simbol agama mereka atas nama toleransi dan saling menghormati.

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

"Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku" (QS. Al Kafirun : 6)

2. Tasyabuh (Menyerupai) Nasrani

Kostum Sinterklas dan atribut natal merupakan ciri khas orang-orang Kristiani dalam hal perayaan hari besar agama mereka. Rasulullah melarang umat Islam menyerupai mereka, khususnya dalam hal-hal yang bersifat 'ibadah' seperti ini.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا لاَ تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلاَ بِالنَّصَارَى

“Bukan dari golongan kami orang yang menyerupai selain kami, janganlah kalian menyerupai yahudi dan nasrani” (HR. Tirmidzi)

Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa menyerupai suatu kaum maka dia menjadi bagian mereka”. (HR. Abu Dawud)

3. Menjadi Pintu Ketergelinciran


Ikut-ikutan memakai kostum Sinterklas dan atribut natal juga bisa menjadi pintu bagi ketergelinciran atau penyimpangan yang lebih besar. Dari semula hanya sekedar memakai kemudian merasa senang atau bangga, lalu terbawa pada propaganda ajaran agamanya yang lain.

Rasulullah mengingatkan umatnya mengenai tahapan ketergelinciran seperti ini dalam haditsnya:

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ ، حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ . قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

“Kalian pasti akan mengikuti langkah-langkah orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai walaupun mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalian pun pasti akan memasukinya.” Maka kami (sahabat) bertanya: “Apakah yang dimaksud adalah Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (HR. Bukhari)

Nah, semoga dengan 3 penjelasan ini kita memahami mengapa umat Islam tidak boleh memakai kostum sinterklas dan atribut natal. Dan semoga Allah mengokohkan iman kita, istiqamah di atas agamaNya. 

Wallahu a'lam bish shawab. 





Oleh : Abu Nida

0 komentar:

Posting Komentar