Jumat, Juni 01, 2012
0

Berapa umur yang telah berlalu darimu?

Apakah umurmu yang telah lewat engkau gunakan untuk hal yang bermanfaat?

Ataukah untuk hal yang sia-sia?

Imam Asy Syafi’i pernah ditanyakan oleh seseorang mengenai umurnya, lalu beliau menjawab:

ليس من المروءة أن يُخبِر الرجل بِسِنِّـه

“Bukan merupakan sikap yang bagus jika seseorang menceritakan umurnya.

Imam Malik juga pernah ditanyakan hal ini (yaitu mengenai umurnya), lantas beliau menjawab:

أقبل على شأنك . ليس من المروءة أن يُخبِر الرجل بسنه ؛ لأنه إن كان صغيرا استحقروه ، وإن كان كبيرا استهرموه .
“Aku terima maksudmu. Bukan merupakan sikap yang bagus jika seseorang menceritakan umurnya. Jika dia memang muda, maka dia akan direndahkan. Jika dia memang sudah tua, maka dia akan dianggap pikun.”

Mengenai umur akan ada dua pertanyaan

Pertanyaan pertama mengenai keadaan di waktu muda atau dewasa.

Pertanyaan kedua mengenai umur secara keseluruhan.

Oleh karena itu, dua telapak kaki manusia tidak akan beranjak pada hari kiamat hingga dia ditanyakan mengenai lima hal, di antaranya:
Mengenai umurnya di mana dia habiskan [?]
Mengenai waktu mudanya untuk apa dia gunakan [?]

Siapkanlah jawaban yang benar untuk pertanyaan tersebut!

Perjalananmu di dunia seperti perjalanan seorang musafir. Setiap musafir haruslah memiliki bekal.

Setiap orang haruslah memiliki persiapan, apalagi jika dia takut tidak akan sampai pada Rabb Yang Maha Tinggi.

Sebagian salaf pun ada yang melantunkan sya’ir:

إنا لنفــرح بالأيام نقطعهـا == وكل يوم مضي يدني من الأجلِ
فاعمل لنفسك قبل الموت مجتهدا == فإنما الربح والخسران في العملِ

Sungguh kami sangat bergembira dengan hari yang kami lalui. Setiap hari yang telah berlalu adalah pertanda semakin dekatnya ajal.

Beramallah untuk dirimu dengan sungguh-sungguh sebelum datang kematianmu. Karena keberuntungan dan kerugian di akhirat tergantung pada amalmu. (Faedah dari Ibnu Rojab di Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)

Sebagian salaf menuliskan nasehat pada saudaranya,

يا أخي يَخيّـل لك أنك مقيم ، بل أنت دائب السير ، تُساق مع ذلك سوقا حثيثا ، الموت متوجِّه إليك ، والدنيا تطوى من ورائك ، وما مضى من عمرك فليس بِكَـارٍّ عليك حتى يَكُـرَّ عليك يوم التغابن .
سبيلك في الدنيا سبيل مسافر == ولا بـد من زاد لكل مسافر
ولا بد للإنسان من حمل عدة == ولا سيما إن خاف صولة قاهر

Wahai saudaraku, kami menduga engkau adalah seorang mukim (yang tidak bepergian jauh). Namun sebenarnya engkau adalah seorang yang melakukan perjalanan (safar).

Engkau akan digiring dengan cepatnya. Kematian pun akan ada di hadapanmu. Sedangkan dunia akan berada di belakangmu.

Umur yang telah berlalu darimu tidak akan kembali padamu, sampai engkau akan bertemu kembali dengan hari yang dinampakkan kesalahan-kesalahan.

Al Hasan (Al Bashri) mengatakan,

إنما أنت أيام مجموعة ، كلما مضي يوم مضي بعضك .

“Sungguh, engkau bagaikan sekumpulan hari. Apabila satu hari berlalu darimu, maka berlalu pula sebagian (umur)mu.”

Beliau juga mengatakan,

ابن آدم إنما أنت بين مطيتين يوضعانك ؛ يوضعك الليل إلى النهار والنهار إلى الليل حتى يسلمانك إلى الآخرة ، فمن أعظم منك يا ابن آدم خطراً ؟

Wahai manusia. Sungguh engkau berada di antara dua bintang tunggangan (yaitu malam dan siang) yang akan saling memindahkanmu. Malam akan memindahkanmu ke waktu siang. Siang pun akan berganti memindahkanmu ke waktu malam, hingga engkau pun akan sampai ke negeri akhirat. Adakah yang akan menghalangimu hingga negeri akhirat?

Berapa Umur yang Telah Engkau Lalui?

Umur berlalu begitu cepat.

Umur yang telah berlalu tentu tidak mungkin kembali lagi.

Ada yang berkata kepada Muhammad bin Wasi’,

كيف أصبحت ؟

“Bagaimana engkau di pagi ini?”.

Beliau lantas mengatakan,

ما ظنك برجل يرتحل كل يوم مرحلة إلى الآخرة ؟

“Apa pendapatmu mengenai seseorang yang setiap harinya akan berpindah ke negeri akhirat?”

|

0 komentar:

Posting Komentar