Kamis, Mei 24, 2012
0

Az-Zubair bin Bakkar telah menceritakan bahwa ‘Abdur Rahman bin Abu ‘Ammar bermukim di Makkah dan dia termasuk salah seorang ahli ibadah, bahkan karena ibadahnya itu ia dijuluki sebagai pendeta.

Namun suatu hari ia bersua dengan seorang [gadis] yang sedang bernyanyi, ia tertegun mendengar suaranya yang begitu merdu, lalu ia mendengarkannya, namun pelayan gadis itu melihatnya. Si pelayan mempersilakannya untuk masuk menemui tuannya, jangan mendengarkannya dari luar.

Akan tetapi, ‘Abdur Rahman menolak, dan si pelayan hanya bisa mengatakan: “Kalau begitu, terserah Tuan. Silakan mendengarkan nyanyiannya tetapi tanpa melihatnya.”

‘Abdur Rahman mendengarkannya dari luar, lama-kelamaan dia merasa kagum. Melihat gelagat itu, si pelayan mengatakan kepadanya: “Maukah Tuan bila kuatur agar dia dapat bersua dengan Tuan?”

Pada mulanya ‘Abdur Rahman agak menolak, namun setelah terus didesak akhirnya setuju. Ketika ‘Abdur Rahman bersua dengannya, ia langsung jatuh cinta kepada sang gadis, begitu pula sang gadis menyambut cintanya.

Lama-kelamaan seluruh penduduk Makkah mengetahui percintaannya. Kemudian pada suatu hari sang gadis ingin berterus-terang kepadanya seraya mengatakan: “Demi Allah, aku cinta kepadamu.”

‘Abdur Rahman menjawab: “Aku pun, demi Allah, cinta kepadamu.”

Sang gadis berkata: “Demi Allah, aku ingin sekali meletakkan mulutku ke mulutmu berpagutan dalam ciuman.”

‘Abdur Rahman menjawab: “Demi Allah, aku pun suka itu.”

Sang gadis berkata: “Lalu mengapa engkau tidak melakukannya? Bukankah tempat ini sepi?”

‘Abdur Rahman menjawab: “Sungguh celaka kamu! Bukankah Allah telah berfirman, ‘Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.’ [QS. Az-Zukhruf (43): 67] Dan aku, demi Allah, tidak suka bila hubungan [percintaan] antara aku dan kamu di dunia ini kelak [berubah] menjadi permusuhan pada hari Kiamat nanti!”

Kemudian ‘Abdur Rahman bangkit pergi meninggalkan sang gadis, sedangkan air matanya bercucuran karena cintanya yang sangat [mendalam] kepada sang gadis.

===============

Kutipan dari Ibnu Qayyim Al-Juziyah, Taman Orang-orang Jatuh Cinta & Rekreasi Orang-orang Dimabuk Rindu (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006), sub-bab “Berbagai Hadits, atsar, dan riwayat yang menceritakan keutamaan memelihara kesucian diri”, hlm. 615-617.

0 komentar:

Posting Komentar